Untuk
memproduksi tempe dan tahu kualitas pertama, mutu kedele harus seperti
berikut :
- Bebas dari sisa tanaman (kulit palang, potongan batang atau ranting, batu, kerikil, tanah atau biji-bijian)
- Biji kedele tidak luka atau bebas dari serangan hama dan penyakit
- Biji kedele tidak memar
- Kulit biji kedele tidak keriput.
Laru Tempe |
Laru
lain yang sering dipakai adalah miselium kapang yang tumbuh di permukaan tempe.
Salah satu macam laru dari Jawa Tengah disebut usar, di buat dengan cara
membiarkan spora kapang dari udara tumbuh pada kedele matang, yang ditaruh
antara dua lapis daun waru dan daun jati atau daun pisang bekas pembungkus
tempe. Setelah itu laru diremas-remas, lalu dicampurkan ke dalam biji kedele
yang akan di lakukan
peragian.
Untuk satu kilo kedele diperkirakan membutuhkan 2 atau 3 lembar daun yang
mengandung laru.
Dalam
praktek terjadi kesulitan memperoleh laru daun karena laru daun tidak dapat
disimpan lama dan jumlah pemakaian sulit di pastikan. Oleh karena itu banyak pengrajin
tempe membeli laru buatan berbentuk tepung di pasar.
Bahan-bahan
lain yang digunakan untuk membuat laru adalah beras, terigu dan air bersih. Air
bersih di pakai juga dalam proses produksi tempe untuk mencuci serta merebus
biji kedele sebelum proses fermentasi. Bahan pembungkus tempe adalah daun
pisang maupun plastik berlubang-lubang.
Untuk tenaga
kerja yang dibutuhkan dalam produksi tempe, menurut perhitungan seorang
pengrajin mampu memproduksi 75 kg kedele menjadi tempe satu harinya. Tinggal disesuaikan
dengan kapasitas produksi yang direncanakan.
Proses
Produksi Tempe
Tahapan
proses produksi tempe adalah sebagai berikut:
- Biji kedele yang telah di pilih/ di bersihkan dari kotoran, dicuci dengan air PAM atau air sumur yang bersih selama 1 jam.
- Setelah bersih kedele di rebus dalam air selama 2 jam.
- Kemudian direndam 12 jam dalam air panas/ hangat bekas air perebusan dengan maksud supaya kedele mengembang.
- Berikutnya di rendam dalam air dingin selama 12 jam.
- Setelah 24 jam seperti poin 3 dan poin 4 diatas, kedele di cuci/ dikuliti (dikupas).
- Setelah di kupas, lalu direbus untuk membunuh bakteri yang kemungkinan tumbuh selama perendaman.
- Kedele di ambil dari dandang, lalu letakkan di atas tampah dan diratakan tipis-tipis. Biarkan dingin sampai permukaan keeping kedele kering dan airnya menetes habis.
- Kemudian di campur dengan laru (ragi 2 %) guna mempercepat/ meransang pertumbuhan jamur. Proses mencampur kedele dengan ragi memakan waktu sekitar 20 menit. Tahap peragian (fermentasi) adalah kunci keberhasilan atau tidaknya membuat tempe kedele.
- Bila campuran bahan fermentasi kedele sudah rata, kemudian dicetak pada loyang atau cetakan kayu dengan lapisan plastik atau daun yang akhirnya di pakai sebagai pembungkus. Sebelumnya, plastik di lobangi/ ditusuk-tusuk. Maksudnya ialah untuk member udara supaya jamur yang tumbuh berwarna putih. Proses percetakan/pembungkus memakan waktu 3 jam.
- Campuran kedele yang telah dicetak dan diratakan permukaannya di hamparkan di atas rak dan kemudian ditutup selama 24 jam.
- Setelah 24 jam tutup di buka dan didinginkan/ diangin-anginkan kembali selama 24 jam. Setelah proses ini campuran kedele telah menjadi tempe dan siap dijual.
- Untuk tahan lama, misalnya tujuannya mau di ekspor dapat di bekukan dan dikirim ke luar negeri di dalam peti kemas pendingin. Proses membekukan tempe untuk ekspor sbb:
- Mula-mula tempe di iris-iris setebal 2 - 3 cm dan di blanching direndam dalam air mendidih selama lima menit untuk mengaktifkan kapang dan enzim.
- Kemudian tempe di bungkus dengan plastik selofan dan di bekukan pada suhu 40 derajat Celcius sekitar 6 jam.
- Setelah beku disimpan pada suhu beku sekitar 20 derajat celcius selama 100 hari tanpa mengalami perubahan sifat penampak warna, bau dan rasa.
No comments:
Post a Comment